Sabtu, 30 November 2013

MENGAPA DIPURA BANYAK FIGUR -FIGUR YANG MENYERAMKAN ???


MENGAPA DIPURA BANYAK FIGUR -FIGUR YANG MENYERAMKAN ???

Di dalam pura-pura di Bali tidak hanya ada figur Hyang Acintya [yang tidak terpikirkan] dan dewa-dewi, tapi juga banyak ada figur-figur menyeramkan.
- Di Penataran Agung Pura Besakih palinggih kiwa [kegelapan, keburukan] dan tengen [kesucian, kebaikan] diletakkan sejajar dan kedudukannya sama.
- Kita mebanten tidak hanya ke “alam-alam luhur” tapi juga ke “alam bawah. Kalau orang yang tidak paham tattva yang termuat di dalamnya, kita bisa dikira memuja setan. Tapi begitu rahasia tattva ini terbuka, luar biasa terangnya.
PENJELASAN
Salah satu penggerak pikiran untuk bekerja adalah ketika ada dualitas. Pikiran bekerja dengan sangat sibuk ketika Tuhan berkelahi dengan setan, benar berkelahi dengan salah, baik berkelahi dengan buruk, dihormati berkelahi dengan direndahkan, dll. Dimana ada dualitas, disana pikiran bekerja.
Dualitas menyebabkan pikiran kita tidak pernah bebas. Dualitas menyebabkan pikiran kita bergerak dari satu ketidakpuasan menuju ketidakpuasan yang lain, dari satu kemarahan menuju kemarahan yang lain, dari satu konflik menuju konflik yang lain, dari satu kebencian menuju kebencian yang lain. Rasa permusuhan tinggi, konflik, tersinggung, perkelahian dan perang tidak pernah berakhir.
Dalam ajaran Hindu, kita dibekali dengan tattva ring Rwa Bhinneda, yaitu melampaui dualitas. Tidak ada kegelapan yang ditendang, tidak ada keburukan yang diajak perang. Kesucian maupun kegelapan, kebaikan maupun keburukan, keduanya diletakkan sama sejajar, serta dihormati dan disayangi secara sama.
Dalam konteks sadhana :
Setiap mahluk di alam semesta ini adalah jiwatman yang mahasuci, percikan-percikan Brahman. Manusia, seekor semut, burung-burung dan termasuk mahluk-mahluk bhur loka [alam bawah], seperti bhuta kala, ashura, preta, dll. Yang membedakannya adalah putaran karma dan kualitas kesadaran masing-masing. 
Rasa hormat, welas asih dan kebaikan ke keseluruhan alam semesta [kepada bhur bvah svah, tiga alam semesta dan semua mahluk di dalamnya] sangat basis dan fundamental sebagai praktek religius terpenting dan ajaran religius terpenting. Karena tanpa rasa hormat, kasih sayang dan kebaikan ke keseluruhan alam semesta, semua jalan religius menjadi berbahaya. Dan tanpa rasa hormat, kasih sayang dan kebaikan ke keseluruhan alam semesta, semua praktek religius akan menemui kegagalan.
Dalam roda samsara, jiwa-jiwa yang terlahir di bhur loka, adalah jiwa-jiwa yang kekotoran bathinnya pekat dan karma buruknya banyak. Pahami mereka sebagai mahluk-mahluk menderita dan bukan mahluk jahat. Mereka sangat memerlukan welas asih dan kebaikan kita. Dan siapa tahu yang kita sebut bhuta kala atau ashura itu, beberapa kelahiran sebelumnya pernah menjadi orang tua kita. Tapi kebetulan karena karena kekotoran bathinnya pekat dan karma buruknya banyak, mereka mengalami kejatuhan dalam roda samsara.
- Mahluk-mahluk alam bawah adalah mahluk menderita yang sangat memerlukan welas asih dan kebaikan kita.
- Orang-orang jahat adalah mahluk menderita yang sangat memerlukan welas asih dan kebaikan kita.
- Dan mereka juga bagian dari “tubuh semesta” yang sama dengan kita, yaitu : Brahman.
Dalam konteks jnana :
Tidak hanya kesucian yang layak kita hormati, kegelapan juga layak kita hormati. Tidak hanya yang baik layak kita hormati, yang jahat juga layak kita hormati. Karena kegelapan atau orang jahat :
- Mereka sesungguhnya sedang memberikan kita kesempatan untuk membayar hutang karma. Membebaskan kita dari beban hutang karma buruk.
- Mereka sesungguhnya sedang menyediakan dirinya untuk menjadi guru dharma tertinggi untuk kita secara gratis. Karena mereka sesungguhnya sedang melatih kita, guna membuat kita menjadi tenang, sabar dan bijaksana.
- Dan demi seluruh sebab-sebab diatas, mereka rela menanggung karma buruk atau masuk neraka dari perbuatan mereka tersebut.
Sesungguhnya kesucian dan kegelapan berasal dari apa yang kita pikirkan. Jika ingin damai dan sadar, selalulah berpikir positif [suci] dan menyimak baik-baik pesan-makna dari setiap kejadian. Di balik hal-hal yang kita sebut buruk, tersimpan pesan-pesan dan bimbingan semesta yang indah. Inilah tattva ring RWA BHINNEDA, bahwa dualitas baik-buruk suci-gelap itu sama, hanya pikiran kitalah yang membuatnya menjadi berbeda.
Dalam konteks kesadaran kosmik :
Ajaran Hindu menyebutkan bahwa keseluruhan alam semesta [langit, matahari, bintang, bulan, bumi manusia, binatang, tetumbuhan, dewa, ashura, bhuta kala, dll], terangkai rapi kedalam jejaring kosmik yang tidak terbatas, yang tidak terpikirkan [Brahman].
Kalau sudah paham ini semua, paham tattva ring RWA BHINNEDA [terbebaskan dari dualitas] kita mau membenci siapa ? Mau perang dengan siapa ? Sehingga kita bisa memasuki puncak ajaran dharma, yaitu : KEHENINGAN SEMPURNA.
 Sesungguhnya semuanya Brahman. Setiap atom, setiap wujud materi, setiap bentuk kehidupan. Tidak ada yang namanya dualitas kesucian-kegelapan, keburukan-kebaikan, itu hanya cara PIKIRAN mengerti dan bukan realita sebenarnya.
HUKUM ALAM SEMESTA
Sebagian orang memahami dharma sebagai yang benar ditegakkan dan yang salah dihancurkan. Tapi perlu diketahui bahwa ada banyak peperangan [bahkan sebagian peperangan begitu sia-sia], muncul dari orang yang menganggap dirinya dharma kemudian menganggap orang lain adharma demikian mudahnya.
Brahman ada diatas dualitas benar-salah dan tentu saja tidak memihak. Salah-benar dan memihak, itu hanyalah bahasa-bahasa pikiran. Brahman adalah Hyang Acintya [yang tidak terpikirkan].
Dengan catatan ada hukum mutlak alam semesta yang bekerja :
- Kalau keseharian kita bersih [penuh welas asih, penuh kebaikan, jujur, polos, dll] kita akan mudah terhubung dengan bagian dari Brahman yang mahasuci, sebaliknya kalau keseharian kita penuh kegelapan [korupsi, selingkuh, suka marah, benci, dll] kita akan mudah terhubung dengan bagian dari Brahman yang juga gelap.
- Kalau hidup kita penuh kebaikan maka kebahagiaan dan pembebasan yang datang, kalau hidup kita di jalan adharma maka kesengsaraan yang akan datang.
Benar-salah sesungguhnya ada dalam pilihan manusia. Dan putaran karma kitalah yang memihak.
PENUTUP
Om Bhur Bvah Svah, demikian mantra yang sering kita ucapkan. Ketiga kelompok alam semesta, beserta seluruh mahluk dan isi di dalamnya, adalah OM [Brahman]. Hal ini juga disimbolikkan pada bangunan padmasana [sebagai stana Hyang Acintya], dimana di bagian bawahnya ukiran seram-seram [lambang alam bhur], di tengahnya biasa [lambang alam bvah] dan diatasnya yang suci-suci [lambang alam svah].
Itulah sebabnya tempat suci dalam ajaran Hindu bukanlah tempat yang hanya ada yang suci-suci saja, melainkan semuanya ada disitu.


Jumat, 29 November 2013

TUTUP POIN ITU BIKIN BANGKRUT ???

TUPO Oriflame bikin bangkrut?






Apa itu TUPO Oriflame?
Tupo = Tutup Poin. Di bisnisku ini, Oriflame, ada syarat tutup poin minimal 100 BP per bulannya. Setiap produk Oriflame kan ada tuh poin masing-masing. Nah, kalau dirupiahkan, 100 BP itu sekita Rp550-600 ribu lah. Sama tuh buat semua consultant. Dari yang masih baru join, sampai yang bonusnya Rp 4-7 jutaan per bulan. Ya segitu itu, Rp550-600 ribu per bulan. Lebih dari segitu, ya no problem. Malah bisa dapat hadiah produk.

Haruskah TUPO Oriflame?
Nah, harus balik lagi deh ke niatan awal kita.  Dulu daftar Oriflame, niatnya apa? Apakah pengen beli buat kebutuhan sendiri biar dapat diskon (end user), atau mau jualan aja (seller) atau mau bisnis-an kayak aku?

Kalau dulu niatnya emang mau jadi end user ataupun seller, ya enggak harus TUPO. Secukupnya aja. Kalau pas butuh pelempab Oriflame yang lagi diskon, ya beli. Kalau sabun dan shampoo di rumah udah pada abis, ya beli. Kalau kebutuhan toiletris bulanan enggak sampai Rp600 ribuan, ya sudah. Belanja itu saja. Enggak usah berlebihan. Seorang end user enggak harus TUPO. 

Kalau dulu niatnya daftar Oriflame mau coba coba jualan, ya silahkan. Kan dapat untung juga tuh ya. Kalau mau kejar banyak laba, ya jualan dikencengin dong. Kalau lagi sepi, ya order Oriflame secukupnya. Manfaatkan promo, online bazaar ataupun branch action yang biasa diskon besar. Seorang seller enggak harus TUPO.

Tapi nih...
Kalau dulu niat awal daftar Oriflame karena pengen jalanin bisnisnya, pengen dapat jutaan per bulan dari Oriflame, ini sihHARUS TUPO. Pebisnis Oriflame harus TUPO.




Kenapa pebisnis harus TUPO? 
Oriflame kan punya success plan. Punya jenjang level/bonus. Nah, untuk mencapai itu ya berlaku syarat dan ketentuan dong ya. Sama kayak orang kerja, kok. Ada job desc nya, ada tugas kudu ngapain. Kalau kerjakan tugas, ya digaji. Semakin baik, ada bonus. Nah, persis seperti itu lah!

Berhubung Oriflame merupakan perusahaan ritel, ya. Jualan produk, bukan jualan jasa, ya otomatis terjadi perputaran produk dan uang dong. Kita sebagai consultant Oriflame yang berfungsi juga sebagai 'penjual' produk Oriflame bakal dikasi komis kalau menghasilkan penjualan. Makanya, TUPO menjadi salah satu tugas pebisnis Oriflame.

Sebab, di Oriflame, job desc seorang pebisnis itu cuma 4 kok.

  1. TUPO min 100 BP, Rp550-600 ribu per bulan 
  2. Merekrut
  3. Belajar/ Training
  4. Ngajarin dan ngedampingin downline untuk melakukan 1-3 tentu saja sesuai niat si downline ya. Apakah mau jadi enduser, seller atau pebisnis. 

Jadi, TUPO emang udah jadi bagian dari job desc seorang pebisnis Oriflame. Enggak bisa ditawar. Buat pebisnis, TUPO itu ya bermanfaat:
  1. Agar bonus performance discount kita cair. 
  2. Memastikan web replika d'BC Network yang berfungsi sebagai gudang ilmu plus alat promosi tetap aktif. Jadi bisnis kita pun dapat beroperasional lancar. 
Kalau TUPO itu wajar dalam semua MLM, kok ada yang enggak usah TUPO tapi bonus tetep dapet?

Husss... jangan omongin yang lain deh :) 
Gini, kalau pikiran itu ada dalam kepala kita, coba posisikan kita sebagai Oriflame. 

Misalnya nih ya kita jualan sepatu dan baju  via Facebook. Trus, ada tuh yang berminat jadi reseller dengan komisi. Nah, kalau reseller ini enggak bisa menjual produk kita, emangnya kita mau kasi dia bonus? Makan Bonus Buta dong dia... 

Lagian nih ya..
Sistem perhitungan bonus di Oriflame ini adil, loh. 

Misalnya ya.. si A join duluan. Trus dia ajak B dan C ikutan Oriflame sebagai downlinenya. Dalam prosesnya si A males jalanin. Tapi B dan C kerja keras. Si A enggak ngapa-ngapain, bahkan enggak TUPO, masa dia dapat bonus? Enggak dong.. 

Jadi, kalau buat aku pribadi, pesan pentingnya ialah: TUPO itu bagian dari sistem perhitungan bonus yang adil. 

Kalau kita ajarin downline, trus downlinenya aktif, kita dapat bonus juga dong? Kenapa harus TUPO?

Ih... enak aja. Oriflame tuh MLM loh, bukan piramida. Jadi ya enggak bisa bersandar pada downline yang aktif trus kita enak-enakan. Kerjain juga job desc kamu. Ini loh adilnya Oriflame. Kalau ga kerja, ya ga dapet. 

Trus gimana dong biar TUPO enggak bikin aku rugi?

Loh... emang Mbak beli produk Oriflame trus dibuang? Kalau itu ya rugi. Hehehe...
Makanya kalau beli produk Oriflame buat TUPO tuh dipakai Mbak.. atau jualan aja biar sekalian dapat untung. Enggak rugi kan? :p